Text
Pengantar ilmu sejarah
Buku ini menjelaskan apakah sejarah dapat dipandang sebagai sebuah ilmu ataukah sastra. Mengenai hal ini, pilihan ternyata jatuh pada yang pertama. Dengan perhitungan bahwa akan lebih beruntung menganggap sejarah sebagai ilmu daripada sebagai sastra, meskipun kedua-duanya dituntut untuk selalu kritis. Keputusan ini diambil karena adanya analogi-analogi. Maestro seni lukis, Affandi, melukis naturalisme, jadi dia juga peduli pada anatomi, perspektif, dan cahaya sebelum dia menjadi ekspresionis. Bela diri tangan kosong itu boleh, tetapi menulis sejarah dengan otak kosong tidak demikian. Lagi pula ada nasihat, mencari api itu harus membawa obor. Dengan kata lain, sebaiknya sejarawan belajar ilmu-ilmu sosial terlebih dahulu, sebelum dia berusaha melepaskan diri.
Tidak tersedia versi lain